Mengalihkan Mata Dunia Kepesisir Sulamadaha

Mengalihkan Mata Dunia Ke pesisir Sulamadaha

Oleh : La Ode Mohamad Arifin

Ternate, kota kecil nan eksotis terletak dibawah kaki gunung  Gamalama,  menampung sejuta runtuhan berkah dari Sang Pencipta.  Merupakan artistik yang mesti di jaga dan dirawat keutuhannya sebab dijadikan identitas sekaligus  daya tarik bagi masyarakat luar agar beralasan untuk berkunjung ketempat tersebut. Beberapa variasi artistik yang terdapat dikota kecil Ternate diantaranya Gunung, Pantai, Benteng, Danau  serta Budaya yang dikemas  dalam  satu bingkai diberi nama Ternate. Kecil kotanya, namun mampu menampung keindahan-keindahan yang begitu besar. Itulah keunikan yang benar-benar unik dan mesti ditunjukan ke seluruh masyarakat  dunia agar mereka sadar bahwa salah satu surga kecil yang telah lama dicari sesungguhnya berada di Ternate.  Salah satu dari surga dunia itu adalah pantai Sulamadaha.

 (Instagram.com#sulamadahabeach)

Pantai Sulamadaha merupakan salah satu tempat wisata air laut yang menjadi andalan bagi masyarakat Ternate dalam memanfaatkan waktu luang mereka.  Terletak di Desa Sulamadaha, Kecamatan Pulau Ternate Maluku Utara dengan jarak kurang lebih 14 kilo meter dari pusat kota, atau dengan waktu tempuh maksimal setengah jam atau 30 menit.  Pantai ini dihiasi dengan pemandangan alam yang sangat memanjakan mata para pengunjug, dimana dengan begitu gagahnya, tepat di depan pantai ini berdiri sebuah pulau kecil yang bernama pulau hiri yang masih sangat terjaga kealamiannya. Kemudian pepohonan-pepohonan rindang dan tiupan angin laut  yang menambah kesujukan pantai menjadi tiada tara. Tidak hanya itu, hempasan-hempasan ombak dibibir pantai yang berlapis dengan pasir hitam sehingga  menimbulkan percikan ombak yang  menjadikan nuansa pantai lebih natural dan sangat nikmat dipandang mata.  Ditambah lagi susunan bebatuan yang terletak  disepanjang jalan setapak menuju bagian ujung dari bibir pantai yang  membut ombak semakin  berani  dalam memantulkan percikan airnya sehingga lebih terhempas dalam  memancarkan keindahannya.

(Instagram.com#sulamadahabeach)

Tidak berakhir disitu, untuk lebih terbuai dengan pesona pantai ini, pengunjung masih diberi peluang untuk menjajaki lebih jauh mengenai kemolekan  pantai ini dengan mendatangi suatu tempat yang orang sekitar menyebutnya Hol (teluk). Meskipun jalan tempuhnya tidak semulus pantainya, dimana pengunjung yang akan mengeksplor Hol harus rela melewati jalan setapak yang sedikit berbatu. Namun disini kita dapat melihat batu karang dan berbagai spesies laut lainya dengan jelas, hal ini dikarenakan air lautnya yang sangat jernih sehingga dengan mudah mata dapat menembus pemandangan bawah lautnya. 

(Instagram.com#sulamadahabeach)

Tidak hanya tawaran  keindahan lautnya, pengunjung juga disuguhkan  berbagai wahana permainan seperti banana boat, ban pelampung, serta perahu untuk dapat menyusuri setiap sudut keindahan pantai tersebut.

(Sumber:http://nit1971.com/elspedisi-tampil-3046-pantaisu-lumadaha-ternate-favorit-untuk-diving-dan-snorkling.html)

 Selain itu, terdapat pula beberapa kedai yang menyediakan bermacam-macam menu khas Ternate seperti air guraka (air jahe) kelapa muda susu dan gula merah, pisang goreng dengan dabu-dabu (sambal khas Ternate), serta aneka cemilan lainnya, dan yang pastinya harga ekonomis. Dan yang paling menguntungkan adalah keramahan warganya terhadap para pengunjung yang tentu saja menambah kenyamanan serta ketenangan di  hati.

 (Instagram.com)

 Sungguh merupakan kesempurnaan batin yang tiada tara atas sajian yang diberikan oleh pantai sulmadaha dan warganya kepada seluruh pengunjung. Adalah  sebuah surga kecil yang di turunkan sang  pencipta untuk kota ini. Sudah saatnya untuk membanggakan keindahan lokal, agar seluruh penduduk bumi dapat merasakan nuansa yang diberikan oleh pantai Sulamadaha. Tentu saja salah satu cara untuk membanggakannya yakni dengan selalu menjaga keindahan dan kealamian  pantainya, tidak membuang sampah sembarangan, tidak merusak habitat laut, tidak pula  menebang pepohonan disekitar, karena kalau bukan sekarang menunjukannya kepada dunia kapan lagi? Dan kalau bukan kita yang merawatnya,  siapa lagi?